Wednesday, April 8, 2015

Salah Tak Salah Ke Fiorentina

Dari bursa transfer januari kemarin, hanya sedikit nama beken yang berpindah klub. Sayang sekali kabar Lionel Messi akan pindah ke Chelsea setelah berselisih paham dengan Luis Enrique atau Van Gaal yang ingin menampung Mats Hummels ke Old Trafford, karena banyak pemain belakangnya yang cedera, hanya sebatas humor saja.

Oleh karenanya, berita perpindahan Bony dari Swansea ke Manchester City menjadi berita perpindahan yang lama bertahan di media. Lalu kemudian datanglah Chelsea, yang ingin mendapatkan gelandang sayap yang serba bisa. Pilihan mereka jatuh ke pemain dari Kolombia yang bermain di Fiorentina, Juan Cuadrado. Untuk menebusnya, Chelsea merogok kocek sebesar 23,3 Juta Pounds ditambah bonus  meminjamkan Mohamed Salah. Nilai transfer itu menjadi yang tertinggi di bursa transfer Januari ini.

Bertukarnya dua pemain ini mendapat respon dari pelatih Fiorentina Vincenzo Montella, “Kami harus menunggu berapa lama dibutuhkan Salah Beradaptasi dengan sepak bola Italia, karena berbeda dengan sepakbola Inggris dan Swiss. Dari sisi pertahan, Cuandrado lebih menjamin dibandingkan Salah. Cuandrado adalah pemain yang selalu tersenyum saat tiba dan memberikan segalanya untuk Fiorentina” begitu komentarnya. Apakah Salah adalah pemain yang seperti digambarkan oleh Montella?

Salah, memulai debutnya di liga Serie A Italia pada pertandingan Fiorentina melawan Atalanta di stadion Artemio Franchi. Salah masuk mengantikan Joaquin Sanchez. Di pertandingan pertamanya Salah sudah memukau Montella. Montella sendiri yang bilang kalau Salah adalah pemain yang sulit ditebak, cepat, dan berani dengan bola. Begitu komentarnya saat pertandingan selesai. Dan tidak butuh waktu lama di pertandingan keduanya, saat bertandang ke Sassuolo, Salah membuat satu gol dan satu assist untuk mengantarkan Fiorentina menang 1-3. Di Arena Europa League Salah membantu Fiorentina lolos dengan menyingkirkan Tottenham dengan skor agregat 3-1. Tak mau ketinggalan Salah membuat satu gol. Kembali ke Serie A, saat Fiorentina harus bertandang ke kota Milan, melawan Inter Milan. Salah menjadi penentu kemenangan Fiorentina lewat sebiji golnya ke gawang Inter. Itu adalah kemenangan pertama Fiorentina atas Inter di Giuseppe Meazza sejak tahun 2000.

Total Mohamed Salah sudah tampil di 6 laga Fiorentina di semua kompetisi mencetak 4 gol dan 1 assist. Sebuah performa yang baik untuk pemain yang belum sampai 3 bulan bergabung di Fiorentina. Coba bandingkan dengan Cuandrado, ia dia sudah tampil di 5 laga Chelsea di semua kompetisi dan belum mencetak gol atau assist.

Memang kompetisi liga di Eropa belum berakhir, terlalu dini untuk menilai atau membandingkannya sekarang. Tapi, untuk sebuah pencapaian Salah sudah menunjukan bahwa dia punya kemampuan lebih. Pemain yang lebih sering berada di bangku cadangan Chelsea, kini menjadi pemain andalan di satu tim. Salah menunjukan bahwa komentar Montella di awal kedatangannya salah.


“Saya pikir dia bisa bermain di posisi mana saja di sektor penyerangan. Dia menyerang ruang-ruang lapangan dengan baik dan dia bisa langsung masuk dalam alur permainan ketika datang dari bench” komentar Montella ketika Fiorentina mengalahkan Inter.                   

Sunday, July 13, 2014

Sudah seharusnya Jerman juara



Wow! Argentina lolos ke final piala dunia 2014 itu suatu pencapai yang sangat mengembirakan buat saya mengingat terakhir kali lolos tahun 1990 itu berarti sudah 24 tahun mereka nggak pernah sampai ke tahap itu. Saya sebagai garis besar pendukung timnas Argentina tentu berbangga hati dengan squad yang menurut saya biasa-biasa saja. 

Tapi semalam di final Argentina harus bersabar lagi untuk berkonvoi ria memadati jalan Buenos Aires lalu mengiring para pemain layaknya pahlawan yang baru saja memenangi sebuah pertempuran hebat. Aah saya sudah menghayal terlalu jauh.

Tim yang mengalahkan mereka adalah Jerman. Sudah banyak perediksi termasuk almarhum Paul si Gurita di alam lain sana, kalau tim yang punya julukan tim panzer akan menang. Prediksi itu bukan tanpa sebab banyak alasan kenapa jerman bisa menang di pertandingan puncak itu. Salah satunya adalah para pemain di tiap lini. Terdapat banyak nama yang bisa diandalkan di tiap lini dan sudah punya pengalaman yang cukup untuk meraih gelar dunia. Sebut saja Neuer, Lahm, Bastian schweinsteiger, Mueller, Kross, Gotze, Hummels, Khedira dll. Kebanyakan dari Mereka sudah pernah meraih gelar di tingkat klub bahkan pernah meraih treble winner.

Bandingkan dengan Argentina, hanya Lionel Messi seorang yang gampang dikenal orang di tim ini, dan teman-temannya yang seprofesi sebagai penyerang yang lumayan diingat orang seperti Aguero, Higuain, Di Maria, Lavezzi dll. Lini tengah mereka terlalu bergantung pada Mascherano belum sebanding dengan Jerman yang merata baik bertahan atau menyerang. Masuk dilini belakang Cuma Pablo Zabaleta saja yang familiar di telinga saya sisanya, asing. Di posisi kiper ada Sergio Romero seorang kiper penghuni bangku cadangan As Monaco, ok lah karena penampilannya yang epik di laga semifinal, Saya bilang dia bagus tapi tak bisa dibandingi dengan Neuer.  

Seorang pelatih tentu menjadi pengaruh penting untuk sebuah tim. Joachim Loew menjadi orang yang paling bertanggung jawab atas prestasi Jerman. Sudah mulai bekerja sebagai pelatih sejak 2006, Loew sudah pasti tahu apa yang diperlukan tim, dia bisa meramu tak tik strategi dengan baik sekaligus mengisi dan menempatkan pemain junior dan senior. Proses panjang dalam membangun tim yang buat saya menjadi faktor paling penting buat Jerman meraih juara dunia. 

Maka kita tak mesti heran kenapa Jerman bisa meraih piala dunia termasuk para pendukung Argentina.



Congrats Germany..  

Sunday, August 18, 2013

Dua Manchester

Oleh: Reynold Salanti


Ada pemandangan yang tak biasa jika kita memperhatikan 2 musim terakhir Liga Inggris. Manchester United dan Manchester City bersaing begitu ketat di posisi puncak klasmen. Jika sebelumnya tim-tim dari London dan Liverpool yang berada disana kini saingan sekota Manchester United sudah mulai mendobrak tahta klasmen EPL. Semenjak pengusaha timur tengah juga anggota kerajaan Abu Dhabi Sheikh Mansour menginvestasikan dananya di rekening Manchester City, tak butuh bertahun-tahun lamanya tim ini berubah menjadi besar, solid dan diperhitungkan.

Jika City membentuk tim dengan cara yang Instan, lain halnya dengan Manchester United. The Red Devils melewati jalan panjang untuk membangun tim yang kompetitif. Diawal bimbingan pelatih legendaris mereka, Alex Ferguson. Manchester United membutuhkan 4 tahun untuk mengangkat tropi pertama mereka. Setelah itu Man United mulai menunjukan dominasinya di Liga maupun di Eropa puncaknya tahun 1999 United meraih treble juara Liga Inggris, Juara piala FA dan Juara Liga Champion. 

Manchester United dan Manchester City dua tim yang  sudah sejak lama menjadi rival, bersaing demi harga diri dan nama baik di kota Manchester. Derby Manchester adalah sebutan ketika kedua tim ini bertemu. Derby Manchester banyak ditunggu para suporter, ini terbukti dari rekor kehadiran penonton tertinggi dalam sejarah Liga Inggris. City dengan rekor 84.569 dan United 83.260. pertemuan kedua tim selalu sarat akan emosi, permainan strategi dan gengsi tentunya. Kita semua tahu bagaimana Rooney memperagakan tendangan salto yang baik dan benar di depan Richards dan Kompany sekaligus secara tidak langsung menyuruh Joe Hart (kiper City dan timnas Inggris) untuk melatih responnya lagi. Gol itu begitu krusial karena menjadi penentu kemenangan United dari City, di tahun itu mereka pun berhasil merebut gelar Liga Inggris dari Chelsea.

 Musim berikutnya City membalas. Di stadion Old Trafford kandang Manchester United, The Sky Blues menunjukan peningkatan permainan mereka, secara menyakinkan mereka membantai Man United dengan skor 1-6. City menegaskan bahwa mereka bukan tim medioker lagi, Di musim itu City secara dramatis merebut kembali gelar Liga Inggris setelah 44 tahun berpuasa. Yang lebih spesialnya lagi, mereka merebutnya dari tim sekota mereka, United.

Ferguson dan Mancini adalah pelatih yang tak jarang melemparkan kata-kata yang pedas saat interview atau press conference mereka juga pernah terlibat adu mulut di pinggir lapangan. Watak keras kedua pelatih itu menambah suasana panas derby Manchester sebelum atau sesudah pertandingan berlangsung. Secara head to head Ferguson unggul atas Mancini yaitu 6 kali menang sedangkan Mancini 5 kali. Musim kemarin di EPL, United berhasil mangalahkan City di City of Manchester kandangnya City, dipertemuan kedua giliran City mengalahkan MU di kandang MU. Ini menunjukan kedua tim memiliki ambisi yang sama untuk sebuah kemenangan. Dalam 12 pertemuan terakhir derby manchester selalu menghasilkan kemenangan dan kekalahan hanya sekali mereka berbagi angka.  

Di akhir musim 2012-2013 Manchester United dan Manchester City mengumumkan bahwa Alex Fergoson dan Roberto Mancini diberhentikan bedanya Ferguson berhenti karena keinginnya untuk pensiun sedangkan Mancini karena alasan pemecatan. Uniknya pernyataan itu keluar di saat EPL menyisakan dua pertandingan terakhir. Disisa laga Manchester City sudah tak dipimpin lagi oleh Mancini sedangkan Manchester United membuat suatu acara perpisahan yang memorable buat seorang Alex Ferguson di dua laga terakhir perpisahan itu begitu berkesan dengan keluarnya Manchester United sebagai juara EPL. 


 Musim depan kita tidak akan melihat seorang bapak-bapak tua di pinggir lapangan gemar menikmati permen karet yang hanya dia yang tahu kapan dia akan berhenti mengunyahnya atau seorang pria berambut perak dengan shal biru yang selalu membungkus lehernya.
Di Musim depan dua Manchester akan memasuki era baru, Era dimana dua pelatih baru Moyes dan Pellegrini akan saling beradu.
Seberapa ketat dan panas duel dua Manchester musim depan?
Biar mereka berdua yang menentukan.

Tuesday, July 30, 2013

Malam Bersama Liverpool



oleh: Reynold Salanti


Sabtu pagi itu saya bangun terlalu pagi langsung meraih handphone berharap waktu memperlihatkan jam yang layak untuk saya bangun. Tapi waktu menunjukan jam 7 pagi, jam yang biasanya saya masih berada di alam mimpi menjadi seorang kepala desa bergaya hitler atau gigolo yang bercinta dengan liar bersama keluarga kardashian, tapi apa daya mata sudah siap menjamu hari baru. Setiap sabtu pagi saya akan me-list rencana apa saja yang akan saya buat malam nanti. Contohnya marathon film di bioskop, baca buku di toko buku, dinner bareng pacar, telpon ponakan yang sudah bisa diajak nongbrol layaknya orang pacaran ato di kamar aja menunggu tukang nasi goreng lewat terus tidur. Tapi semuanya itu buyar karena nanti malam saya akan melihat tim kesayangan saya main di SUGBK. Liverpool. 

Di tiket yang sudah saya pegang kick off akan di mulai jam 8 malam, karena ada janjian dengan seorang teman dan pacar saya belum punya tiket maka selesai makan siang saya langsung jalan ke SUGBK. Sesampai disana saya langsung menuju tiket box. Di tiket box para calo langsung menyambut saya seperti bintang film Hollywood yang baru turun dari mobil Cadillac bedanya mereka nggak minta tanda tangan ato foto, tapi minta beli tiket mereka dengan rayuan bahwa tiket sudah habis. Saya mengabaikan mereka seperti para pemain bola yang baru saja turun dari bisnya sambil mengangkat tangan, tandanya saya tak tertarik. Di loket masih banyak orang yang antri untuk membeli tiket padahal ada baiknya kalo mereka sudah mempersiapkannya dari kemaren-kemaren. 20 menit antri sampailah saya di depan loket berjeruji yang di dalamnya ada seorang perempuan yang sibuk menghitung tiket di tangannya. “mba beli tiket kategori 6 dong” saya coba menyapanya “abis mas tinggal ada kategori 7 mas” gawat nih tiket yang saya pegang kategori 6 masa saya nonton terpisah dengan pacar saya. Tanpa pikir panjang saya beli 2 tiket kategori 7 karena terlintas dipikiran gimana nanti kalo pacar saya di culik sama Eyang Subur yang menyamar jadi penjual minuman dingin di stadion. 

Selesai dari situ saya jalan menuju FX menemui teman saya. Sampai di FX saya terpanah kagum disana di depan pintu masuk ada gerbang You’ll Never Walk Alone yang mereka jiplak dari gerbang stadion Anfield di dalam banyak pernak pernik Liverpool dari panggung, poster squad, poster para pemain sampai toko kecil tempat jual jersey dan asesoris Liverpool. Mall itu di ubah layaknya stadion dalam mall seperti stadion2 di Inggris dan Jerman. Para penggunjung mall pun kebanyakan para supporter Liverpool dan Indonesia hanya pegawai toko saja yang tak memakai baju merah. Akhirnya saya bertemu dengan teman saya yang belum lama tiba. Karena gate-nya belum dibuka dan di luar hujan turun kita pun memutuskan menunggu disitu sambil menunggu pacar saya yang sedang dalam perjalanan. Di FX ada banyak acara yang di persembahkan oleh pihak sponsor dari kuis berhadiah hingga foto bareng Firman Utina. 

Pas jam 6 sore kita bertiga beranjak dari FX menuju SUGBK. Disikitaran stadion sudah banyak supporter yang di depan antri di gate mereka masing- masing. Di sekian banyak supporter yang sebagian besar memakai jersey Liverpool dan Indonesia, ada juga yang memakai baju Arsenal, Inter Milan third (merah) dan yang parah jersey MU.

Saya makin nggak sabar menunggu masuk ke dalam dari luar terdengar chant2 YNWA IN-DO-NE-SIA dll. jiwa saya semakin tergerak untuk cepat2 masuk kedalam. Dan akhirnya lewat antrian yang panjang saya masuk ke dalam Stadion yang seluruh tribun berwarna merah disertai kembang api dan banner2 Liverpool. Satu pemandangan yang membuat semangat saya semakin berapi-api.

Tak berapa lama kemudian para pemain dari Liverpool dan Indonesia keluar untuk pemanasan. Stadion semakin histeris dengan chant dan nyanyian yang makin lama makin nyaring. Beberapa bener juga terpasang di berbagai sisi stadion seperti “YNWA, Iron Lady dan Justice 96 menjelaskan begitu fanatiknya fans Liverpool Indonesia. Selesai mereka  pemanasan tak menunggu waktu lama mereka bersiap untuk kick off. Liverpool memakai jersey third mereka dan Indonesia mengunakan jersey merah. Saya  cukup senang melihat squad yang di turunkan Rodgers pelatih Liverpool, dia menurunkan Steven Gerrard yang lama istirahat karena cedera. Tapi sedih juga Man of the Squad gak ada. Luis Suarez.

Kick off dimulai, Liverpool melancarkan serangan mereka lewat Aspac dan Coutinho mereka sering memanfaatkan lebar lapangan dari serangan sisi lapangan. Gol pertama Liverpool lahir dari kreasi Jose Enrique, mengiring bola di sisi kanan pertahanan Indonesia terus memberi bola ke Coutinho yang dengan cerdik melewati pemain2 Indonesia, lalu kemudian mengubah skor 0-1 untuk Liverpool. Setelah gol itu pertandingan mengalami penurunan permainan serangan-serangan kedua tim sering gagal di area garis tengah. Indonesia punya peluang dari tendangan  Sergio van Dijk dan sundulan Titos Bonai tapi gagal menjadi gol. Di Babak kedua Indonesia bermain menyerang tapi penyelesaian akhir yang tak maksimal membuat skor tak berubah. Terus menyerang Indonesia lupa merapatkan pertahanan. Lewat serangan balik yang cepat ,Jordon Ibe memanfaatkan kecepatannya mendahului para pemain Indonesia yang terlambat kembali ke posisi mereka, Ibe meneruskan bola ke Assaidi yang sudah one on one dengan Kurnia Mega kemudian mengumpannya ke Sterling, dengan enteng nya dia mendengang bola ke gawang yang sudah kosong, Liverpool 2 Indonesia 0. 

 Hingga pertandingan selesai tak ada goal lagi yang tercipta, menurut saya skor ini cukup adil bagi kedua tim, Indonesia tak dibantai habis-habisan Liverpool meraih kemenangan perdana di tour asia mereka. Malam ini serasa begitu melelahkan tapi memberi kepuasan lebih bagi batin saya, mendengar chant-chant Liverpool, merasakan atmosfir merah khas Liverpudlian lewat kembang api, banner, spanduk. menyanyikan lagu You’ll never walk Alone dan melihat langsung Liverpool bertanding untuk pertama kalinya di SUGBK. Sebuah malam yang teramat sulit dilupakan, malam yang akan selalu tertancap di pikiran dan hati saya. Kelak nanti saya akan melihat langsung pertandingan Gerrard dkk, melihat langsung di rumah kebesaran mereka, Anfield. 

Semoga cepat terkabul..Amin!


Rafael Benitez Pemberi Gelar Juara

Oleh: Reynold Salanti

Chelsea berhasil menjuarai Europe League 2012/2013 sesudah mengalahkan Benfica dengan skor 2-1. Keberhasilan itu menjadi obat penghibur setelah Chelsea tak meraih juara Liga Inggris, Piala FA, Piala Liga, Piala Dunia Antarklub, dan yang amat menyakitkan Piala Champions.
Di luar prediksi, Chelsea terdepak di Liga Champions. Ini pertama kalinya juara bertahan tersisi di awal fase grup. Begitu menyakitkan sang penguasa London Biru, Roman Abramovich, tak menunggu sampai paruh musim selesai untuk memecat pelatih mereka Roberto Di Matteo dan menggantinya dengan Rafael Benitez.
Mayoritas suporter Chelsea tak setuju dengan penunjukan itu. Benitez dulunya adalah pelatih tim Merseyside, Liverpool. Benitez sering mengeluarkan kata-kata yang menghina Chelsea. Dia pernah bermusuhan dengan Jose Mourinho, pelatih Chelsea sebelumnya yang sudah dianggap dewa oleh para suporter. Walau spanduk “Rafa Out” terpajang di Stamford Bridge dan teriakan-teriakan kotor sering bergema di dalam stadion, Benitez membuktikan kelasnya dengan memberi gelar buat Chelsea. Gelar yang bisa saja memperpanjang kariernya untuk terus bekerja di London seandainya Mourinho tak hengkang dari Madrid dan kembali ke Chelsea.

Rafael Benitez lahir di Madrid dan memulai segalanya di kota itu. Dahulunya dia bergabung dengan akademi sepakbola Real Madrid dan menjadi pemain sepakbola di beberapa klub amatir. Selama menjalani profesi pemain sepakbola, dia mengambil kuliah di salah satu universitas di Madrid dan meraih gelar di bidang pendidikan jasmani. Setelah itu Benitez memulai karier kepelatihannya dengan menjadi pelatih tim cadangan dan asisten pelatih di Real Madrid.

Pekerjaan sebagai pelatih dimulainya di klub Real Valladolid. Di sana dia tak bertahan lama, lalu pindah ke Osasuna. Setelah itu dia pindah ke Extremadura yang sempat dibawanya promosi ke La Liga, meskipun harus terdegradasi lagi.

Tahun 2001 menjadi titik balik Rafael Benitez. Dia diminta melatih Valencia CF. Sejak menjadi juru taktik di sana, Benitez berhasil membawa Valencia bersaing dengan Barcelona dan Real Madrid di klasemen La Liga. Di tahun berikutnya Benitez menuai sukses dengan membawa Valencia merebut juara La Liga Spanyol. Kesuksesan serupa dipersembahkannya pada musim 2003/2004, ditambah satu gelar Piala UEFA.
Setelah itu Rafael Benitez mencoba merantau keluar Spanyol dengan menerima tawaran melatih Liverpool FC. Di sana dia meraih piala yang diinginkan semua klub, Piala Champions. Final Liga Champions yang tak akan dilupakan oleh seluruh Liverpudlian, di mana Liverpool tertinggal 3-0 dari Milan. Lalu dengan hebatnya membalikkan skor 3-3 dan meraih piala kelima mereka setelah menang di drama adu penalti yang menegangkan. Selain itu Benitez pernah mengangkat Piala FA, Piala Community Shield, dan Piala Super Eropa. Pada 2010 Benitez resmi menyelesaikan kariernya di Liverpool dan hengkang ke Inter Milan.

Sebelum Benitez datang, Inter meraih treble winner yang dipersembahkan oleh Jose Mourinho. Jelas, ini sebuah tantangan yang berat buat Benitez untuk mempertahankan gelar atau melebihi prestasi Mourinho yang tak segampang memakan pizza Italia. Hanya enam bulan Benitez bertahan di sana karena serangkaian hasil buruk dan kurangnya dukungan yang diberikan membuat dia harus rela menyandang status pengangguran meskipun gelar Piala Super Italia dan Piala Dunia Antarklub sudah diberikannya. Setahun lebih Benitez tak bekerja sampai akhirnya tawaran Chelsea datang.
Keluar dari Chelsea, Benitez tak menunggu lama untuk menganggur. Seorang produser film asal Italia, Aurelio De Laurentiis memberi kepercayaan padanya untuk melatih klubnya, Napoli. Benitez menggantikan Mazarri yang pindah ke Inter Milan. Musim lalu  Napoli finish di posisi kedua klasmen Serie A.Mereka bakal kembali ke Liga Champions musim depan setelah musim lalu absen.
Dengan pengalaman yang dimiliki Benitez, Napoli bisa diramunya untuk bersaing di pentas tertinggi Eropa.

Napoli adalah klub yang sedang berkembang sejak mereka lolos Liga Champions dua musim lalu. Klub dari selatan Italia ini mempunyai statistik yang bagus di Liga Champions. Mereka bisa bersaing dengan Manchester City dan Bayern Munchen di babak penyisihan grup dan kemudian mengejutkan Chelsea di leg pertama babak 16 besar, tetapi harus tunduk di leg kedua. Di Italia mereka meraih gelar Coppa Italia. Dengan datangnya Benitez, Napoli bisa menggapai gelar yang lebih tinggi, yakni juara Liga Italia atau Liga Champions seperti yang sudah dia lakukan di klub-klub sebelumnya.