Oleh: Reynold Salanti
Chelsea berhasil menjuarai Europe League 2012/2013 sesudah
mengalahkan Benfica dengan skor 2-1. Keberhasilan itu menjadi obat
penghibur setelah Chelsea tak meraih juara Liga Inggris, Piala FA, Piala
Liga, Piala Dunia Antarklub, dan yang amat menyakitkan Piala Champions.
Di luar prediksi, Chelsea terdepak di Liga Champions. Ini pertama
kalinya juara bertahan tersisi di awal fase grup. Begitu menyakitkan
sang penguasa London Biru, Roman Abramovich, tak menunggu sampai paruh
musim selesai untuk memecat pelatih mereka Roberto Di Matteo dan
menggantinya dengan Rafael Benitez.
Mayoritas suporter Chelsea tak setuju dengan penunjukan itu. Benitez
dulunya adalah pelatih tim Merseyside, Liverpool. Benitez sering
mengeluarkan kata-kata yang menghina Chelsea. Dia pernah bermusuhan
dengan Jose Mourinho, pelatih Chelsea sebelumnya yang sudah dianggap
dewa oleh para suporter. Walau spanduk “Rafa Out” terpajang di Stamford
Bridge dan teriakan-teriakan kotor sering bergema di dalam stadion,
Benitez membuktikan kelasnya dengan memberi gelar buat Chelsea. Gelar
yang bisa saja memperpanjang kariernya untuk terus bekerja di London
seandainya Mourinho tak hengkang dari Madrid dan kembali ke Chelsea.
Rafael Benitez lahir di Madrid dan memulai segalanya di kota itu.
Dahulunya dia bergabung dengan akademi sepakbola Real Madrid dan menjadi
pemain sepakbola di beberapa klub amatir. Selama menjalani profesi
pemain sepakbola, dia mengambil kuliah di salah satu universitas di
Madrid dan meraih gelar di bidang pendidikan jasmani. Setelah itu
Benitez memulai karier kepelatihannya dengan menjadi pelatih tim
cadangan dan asisten pelatih di Real Madrid.
Pekerjaan sebagai pelatih dimulainya di klub Real Valladolid. Di sana
dia tak bertahan lama, lalu pindah ke Osasuna. Setelah itu dia pindah
ke Extremadura yang sempat dibawanya promosi ke La Liga, meskipun harus
terdegradasi lagi.
Tahun 2001 menjadi titik balik Rafael Benitez. Dia diminta melatih
Valencia CF. Sejak menjadi juru taktik di sana, Benitez berhasil membawa
Valencia bersaing dengan Barcelona dan Real Madrid di klasemen La Liga.
Di tahun berikutnya Benitez menuai sukses dengan membawa Valencia
merebut juara La Liga Spanyol. Kesuksesan serupa dipersembahkannya pada
musim 2003/2004, ditambah satu gelar Piala UEFA.
Setelah itu Rafael Benitez mencoba merantau keluar Spanyol dengan
menerima tawaran melatih Liverpool FC. Di sana dia meraih piala yang
diinginkan semua klub, Piala Champions. Final Liga Champions yang tak
akan dilupakan oleh seluruh Liverpudlian, di mana Liverpool tertinggal
3-0 dari Milan. Lalu dengan hebatnya membalikkan skor 3-3 dan meraih
piala kelima mereka setelah menang di drama adu penalti yang
menegangkan. Selain itu Benitez pernah mengangkat Piala FA, Piala
Community Shield, dan Piala Super Eropa. Pada 2010 Benitez resmi
menyelesaikan kariernya di Liverpool dan hengkang ke Inter Milan.
Sebelum Benitez datang, Inter meraih treble winner yang
dipersembahkan oleh Jose Mourinho. Jelas, ini sebuah tantangan yang
berat buat Benitez untuk mempertahankan gelar atau melebihi prestasi
Mourinho yang tak segampang memakan pizza Italia. Hanya enam bulan
Benitez bertahan di sana karena serangkaian hasil buruk dan kurangnya
dukungan yang diberikan membuat dia harus rela menyandang status
pengangguran meskipun gelar Piala Super Italia dan Piala Dunia Antarklub
sudah diberikannya. Setahun lebih Benitez tak bekerja sampai akhirnya
tawaran Chelsea datang.
Keluar dari Chelsea, Benitez tak menunggu lama untuk menganggur.
Seorang produser film asal Italia, Aurelio De Laurentiis memberi
kepercayaan padanya untuk melatih klubnya, Napoli. Benitez menggantikan
Mazarri yang pindah ke Inter Milan. Musim lalu Napoli finish di posisi
kedua klasmen Serie A.Mereka bakal kembali ke Liga Champions musim depan
setelah musim lalu absen.
Dengan pengalaman yang dimiliki Benitez, Napoli bisa diramunya untuk
bersaing di pentas tertinggi Eropa.
Napoli adalah klub yang sedang
berkembang sejak mereka lolos Liga Champions dua musim lalu. Klub dari
selatan Italia ini mempunyai statistik yang bagus di Liga Champions.
Mereka bisa bersaing dengan Manchester City dan Bayern Munchen di babak
penyisihan grup dan kemudian mengejutkan Chelsea di leg pertama babak 16 besar, tetapi harus tunduk di leg kedua.
Di Italia mereka meraih gelar Coppa Italia. Dengan datangnya Benitez,
Napoli bisa menggapai gelar yang lebih tinggi, yakni juara Liga Italia
atau Liga Champions seperti yang sudah dia lakukan di klub-klub
sebelumnya.
No comments:
Post a Comment