oleh: Reynold Salanti
Sabtu pagi itu saya bangun terlalu pagi langsung meraih handphone
berharap waktu memperlihatkan jam yang layak untuk saya bangun. Tapi waktu
menunjukan jam 7 pagi, jam yang biasanya saya masih berada di alam mimpi
menjadi seorang kepala desa bergaya hitler atau gigolo yang bercinta dengan liar bersama keluarga kardashian,
tapi apa daya mata sudah siap menjamu hari baru. Setiap sabtu pagi saya akan
me-list rencana apa saja yang akan saya buat malam nanti. Contohnya marathon
film di bioskop, baca buku di toko buku, dinner bareng pacar, telpon ponakan
yang sudah bisa diajak nongbrol layaknya orang pacaran ato di kamar aja menunggu
tukang nasi goreng lewat terus tidur. Tapi semuanya itu buyar karena nanti
malam saya akan melihat tim kesayangan saya main di SUGBK. Liverpool.
Di tiket yang sudah saya pegang kick off akan di mulai jam 8
malam, karena ada janjian dengan seorang teman dan pacar saya belum punya tiket
maka selesai makan siang saya langsung jalan ke SUGBK. Sesampai disana saya
langsung menuju tiket box. Di tiket box para calo langsung menyambut saya
seperti bintang film Hollywood yang baru turun dari mobil Cadillac bedanya
mereka nggak minta tanda tangan ato foto, tapi minta beli tiket mereka dengan
rayuan bahwa tiket sudah habis. Saya mengabaikan mereka seperti para pemain
bola yang baru saja turun dari bisnya sambil mengangkat tangan, tandanya saya tak
tertarik. Di loket masih banyak orang yang antri untuk membeli tiket padahal
ada baiknya kalo mereka sudah mempersiapkannya dari kemaren-kemaren. 20 menit
antri sampailah saya di depan loket berjeruji yang di dalamnya ada seorang
perempuan yang sibuk menghitung tiket di tangannya. “mba beli tiket kategori 6
dong” saya coba menyapanya “abis mas tinggal ada kategori 7 mas” gawat nih
tiket yang saya pegang kategori 6 masa saya nonton terpisah dengan pacar saya. Tanpa pikir panjang
saya beli 2 tiket kategori 7 karena terlintas dipikiran gimana nanti kalo pacar
saya di culik sama Eyang Subur yang menyamar jadi penjual minuman dingin di
stadion.
Selesai dari situ saya jalan menuju FX menemui teman saya.
Sampai di FX saya terpanah kagum disana di depan pintu masuk ada gerbang You’ll
Never Walk Alone yang mereka jiplak dari gerbang stadion Anfield di dalam banyak
pernak pernik Liverpool dari panggung, poster squad, poster para pemain sampai
toko kecil tempat jual jersey dan asesoris Liverpool. Mall itu di ubah layaknya
stadion dalam mall seperti stadion2 di Inggris dan Jerman. Para penggunjung
mall pun kebanyakan para supporter Liverpool dan Indonesia hanya pegawai toko
saja yang tak memakai baju merah. Akhirnya saya bertemu dengan teman saya yang
belum lama tiba. Karena gate-nya belum dibuka dan di luar hujan turun kita pun
memutuskan menunggu disitu sambil menunggu pacar saya yang sedang dalam
perjalanan. Di FX ada banyak acara yang di persembahkan oleh pihak sponsor dari
kuis berhadiah hingga foto bareng Firman Utina.
Pas jam 6 sore kita bertiga beranjak dari FX menuju SUGBK.
Disikitaran stadion sudah banyak supporter yang di depan antri di gate mereka
masing- masing. Di sekian banyak supporter yang sebagian besar memakai
jersey Liverpool dan Indonesia, ada juga yang memakai baju Arsenal, Inter Milan
third (merah) dan yang parah jersey MU.
Saya makin nggak sabar menunggu masuk ke dalam dari luar
terdengar chant2 YNWA IN-DO-NE-SIA dll. jiwa saya semakin tergerak untuk cepat2
masuk kedalam. Dan akhirnya lewat antrian yang panjang saya masuk ke dalam
Stadion yang seluruh tribun berwarna merah disertai kembang api dan banner2
Liverpool. Satu pemandangan yang membuat semangat saya semakin berapi-api.
Tak berapa lama kemudian para pemain dari Liverpool dan
Indonesia keluar untuk pemanasan. Stadion semakin histeris dengan chant dan
nyanyian yang makin lama makin nyaring. Beberapa bener juga terpasang di
berbagai sisi stadion seperti “YNWA, Iron Lady dan Justice 96 menjelaskan begitu
fanatiknya fans Liverpool Indonesia. Selesai mereka pemanasan tak menunggu waktu lama mereka
bersiap untuk kick off. Liverpool memakai jersey third mereka dan Indonesia
mengunakan jersey merah. Saya cukup
senang melihat squad yang di turunkan Rodgers pelatih Liverpool, dia menurunkan
Steven Gerrard yang lama istirahat karena cedera. Tapi sedih juga Man of the
Squad gak ada. Luis Suarez.
Kick off dimulai, Liverpool melancarkan serangan mereka lewat
Aspac dan Coutinho mereka sering memanfaatkan lebar lapangan dari serangan sisi
lapangan. Gol pertama Liverpool lahir dari kreasi Jose Enrique, mengiring bola
di sisi kanan pertahanan Indonesia terus memberi bola ke Coutinho yang dengan
cerdik melewati pemain2 Indonesia, lalu kemudian mengubah skor 0-1 untuk
Liverpool. Setelah gol itu pertandingan mengalami penurunan permainan
serangan-serangan kedua tim sering gagal di area garis tengah. Indonesia punya
peluang dari tendangan Sergio van Dijk
dan sundulan Titos Bonai tapi gagal menjadi gol. Di Babak kedua Indonesia
bermain menyerang tapi penyelesaian akhir yang tak maksimal membuat skor tak
berubah. Terus menyerang Indonesia lupa merapatkan pertahanan. Lewat serangan
balik yang cepat ,Jordon Ibe memanfaatkan kecepatannya mendahului para pemain
Indonesia yang terlambat kembali ke posisi mereka, Ibe meneruskan bola ke
Assaidi yang sudah one on one dengan Kurnia Mega kemudian mengumpannya ke
Sterling, dengan enteng nya dia mendengang bola ke gawang yang sudah kosong,
Liverpool 2 Indonesia 0.
Hingga pertandingan selesai tak ada goal lagi yang tercipta,
menurut saya skor ini cukup adil bagi kedua tim, Indonesia tak dibantai
habis-habisan Liverpool meraih kemenangan perdana di tour asia mereka. Malam ini
serasa begitu melelahkan tapi memberi kepuasan lebih bagi batin saya, mendengar
chant-chant Liverpool, merasakan atmosfir merah khas Liverpudlian lewat kembang api, banner, spanduk. menyanyikan lagu
You’ll never walk Alone dan melihat langsung Liverpool bertanding untuk pertama
kalinya di SUGBK. Sebuah malam yang teramat sulit dilupakan, malam yang akan
selalu tertancap di pikiran dan hati saya. Kelak nanti saya akan melihat langsung
pertandingan Gerrard dkk, melihat langsung di rumah kebesaran mereka, Anfield.
Semoga cepat terkabul..Amin!